create your own banner at mybannermaker.com!

Selasa, 03 Januari 2012

SINOPSIS SKIP BEAT EP.1

Sinopsis Skip Beat Episode 1
Epilog
Ketika setiap orang muncul dimuka bumi maka mereka mempunyai kyak yang antic didalamnya. Didalamnya telah mempunyai banyak spirit yang bernama “kebencian”. Jika kotak tersebut tidak sengaja terbuka, kebencian akan keluar dan menyebabkan manusia melakukan hal-hal yang jahat. Untuk mencegah tergoda dari setan, kotak itu mempunyai banyak kunci yang dilakukan oleh Tuhan. Bersembunyi dihati setiap orang, bersembunyi disudut.

Gong Xi mengepel lantai restoran tempatnya bekerja dan tiba-tiba dua orang pelanggan mengeluarkan CD Shang dan mengatakannya dengan suara keras sehingga membuat Gong Xi mendengarnya. Seketika Gong Xi langsung mendekati dua orang tersebut secara tiba-tiba dan membuat mereka terkejut(wkwkwkw_aidarf). Gong Xi pun tanpa basa basi menjelaskan bahwa dua orang tersebut tidak salh membeli album Shang dan langsung mengatakan bahwa lagu-lagu yang berada dialbum itu adalah ciptaan Shang semua dan tak lupa memuja muji semua bakat yang ada pada Shang.


Teman kerja Gong Xi memberitahu kalu Gong Xi sudah selesai bekerja dan sebaiknya segera pergi ketempat kerjanya yang lain. Gong Xi pun tersadar dan langsung ke lokernya untuk mengganti seragamnya. Saking terburu-burunya ketika membuka pintu, Gong Xi tidak melihat temanya akan keluar dan mengakibatkan temannya kejedot pintu. Gong Xi pun memriksa keadaan temanya dengan celana yang melorot karena terburu-buru.

Lagi-lagi Gong Xi mendengar percakapan tentang dua orang teman kerjanya yang mengatakan beralih menjadi fans Shang dari Lian setelah menonton konser Shang. Gong Xi sangat senang mendengarnya. dua orang itu juga mengatakan kalau telah mendapatkan poster setelah membeli dua buah CD Shang. Gong Xi sangat Shock mendengarnya karena Gong Xi juga membeli dua buah CD tetapi tidak mendapatkan bonus poster. Gong Xi pun marah sambil memukul-mukul lantai.

Gong Xi pun bertekad untuk mendapatkan poster dari tempatnya membeli CD Shang. Gong Xi pun berlari secepat kilat dan menyebabkan kertas bertebangan. Gong Xi menaiki sepedanya dan menggenjotnya dengan kencang, melompati tanaman, jembatan bahkan mendahului kereta api yang berkecepatan 330/jam karena difikirannya hanyalah poster Shang bahkan superman pun bias didahului (wkwkwkwkw lucu banget_aidarf).
Akhirnya Gong Xi pun sampai di took kaset dan langsung menuju kasir dengan posisi sepeda yang standing. Tanpa basa basi Gong Xi berteriak karena tidak mendapatkan poster Shang padahal sudah membeli dua CD.

Round 1
Gong Xi pun mendapatkan standee Shang karena poster sudah habis (ngiler abis liat standeenya, pengeeeeeeeennnnn_aidarf). Gong Xi pun dengan senang membawa Standy Shang menuju ketempat kerjanya.

Wan Zi (teman kerja Gong Xi) kagum atas kecepatan Gong Xi yang hanya menempuh perjalanan yang 40 menit menjadi 15 menit. Bos Gong Xi sangat khawatir karena Gong Xi harus bekerja di tiga tempat dalam satu hari hanya untuk membayar sewa apartemen yang mahal karena Gong Xi seharusnya mengurus dirinya sendiri juga yang keliahatan sangat berantakan.
wan Zi ingin meminjam apartemen Gong Xi untuk dijadikan tempat pesta. Gong Xi terkejut mendengarnya dan dengan terbata-bata menjelaskan bahwa aprtemennya sangat berantakan dan banyak sekali kecoa bahkan Gon Xi berhasil menangkap kelelawar. Mendengar penjelasan Gong Xi yang tidak masuk akal, Wan Zi mengatakan tidak apa-apa jika Gong Xi tidak mau meminjamkan tetapi malah membuat heran Wan Zi karena Gong Xi memberikan alasan seperti acara Discovery Channel saja.
Wan Zi juga heran, Gong Xi menyewa apartemen yang mahal tetapi tidak sekalipun pernah mengundang Wan Zi ke apartemennya. Wan Zi pun menebak apakan Gong Xi menyimpan laki-laki dirumahnya. Gong Xi semakin gugup dan Wan Zi semakin yakin kalau Gong Xi sedang memnyembunyikan laki-laki apartemennya. Gong Xi tambah salah tingkan tetapi untung saja Boss dating dan membela Gong Xi dan menyuruh Wan Zi untuk segera pergi.

Ketika pulang, Gong Xi melewati sebuah toko kosmetik. Gong Xi terpesona melihat wanita yang menjadi model kosmeti dan menghayal menjadi model di toko kosmetik tersebut. Gong Xi tersadar kalau dia tidak boleh tergoda untuk mempercantik diri karena Gong Xi tidak mau menghambur-hamburkan uang. Standy Shang tiba-tiba berubah menjadi manusia. Shang tersenyum kepada Gong Xi dan Gong Xi ikut tersenyum dengan mengatakan bahwa sudah puas karena Shang bersamanya dan Shang pasti tidak akan marah hanya karena Gong Xi tidak merias dirinya.

Gong Xi sampai di apartemennya dan ketika melihat keatas, lampu apartemen Gong Xi menyala dan yakin kalau Shang ternyata pulang. Gong Xi langsung berteriak memanggil Shan ketika membuka pintu. Shang pun sangat terkejut. Ternyata Shang tidaka sesenang Gong Xi ketika bertemu tetapi malah menyuruh Gong Xi untuk pelan-pelan karena takut tetangga tahu akan keberadaan Shang disana.

Gong Xi menunjukkan standy yang dibawanya tetapi Shang cuek sambil membaca majalah. Gong Xi pun meloncat duduk disamping Shang dan dengan cuek menyruh Gong Xi mengambilkan minuman untuknya. Gong Xi pun langsung bergegas pergi mengambil minuman buat Shang. Gong Xi sangat senang Shang pulang dan mengatakan merindukan Shang.

Seperti biasa Shang cuek sambil memasukkan pakaiannya kedalam tas.
“Shang, apakah mood kamu sedang buruk?apakah karena pekerjaan? Atau karena terlalu sibuk? Sudah sejak lama sejak terakhir kamu pulang, aku sangat merindukanmu. Setiap aku akan menghubungimu untuk mendengarkan suaramu tetapi selalu voicemail” kata Gong Xi dengan hati-hati
“apakah itu semua salahku?” jawab Shang dengan dingin
Senyum Gong Xi langsung hilang dan mengatakan hanya ingin mengetahui kegiatan Shang Sehari-hari. Shang mengatakan kalau bukankah semua itu sangatlah mengganggu dan apakah Shang harus melapor semuanya kepada Gong Xi. Gong Xi semakin merasa tidak enak. Gong Xi mengatakan dalm hatinya kalau setiap Shang pulang pasti merasa tidak bahagia dan tidak tahu alasannya apa.

Gong Xi mengingat pertama kali datang ke taipei shang selalu tersenyum dan selalu menunggu Gong Xi pulang kerja untuk makan bersama. Gong Xi sangat bahagia karena hanya ada dirinya dan Shang. Tetapi seiring waktu berjalan an Shang semakin terkenal dan sibuk dengan jadwal yang sangat padat. Shang adalah orang yang tidak suka dikontrol karena Shang tidak suka hidupnya di tentukan oleh orang lain atau dikontrol dengan terencana. Karena itu Shang membawa Gong Xi melarikan diri ke Taipei.

Gong Xi berfikir pasti karena itu semua Shang berubah. Gong Xi pun mendapat ide. Gong Xi pun pergi keluar dengan tergesa-gesa.

Flashback
Shang dan Gong Xi adalah teman masa kecil. Ketika Gong Xi kecil, orang tua Gong Xi tidak cukup waktu untuk menjaga Gong Xi dan kemudian selalu kerumah Shang dan bisa dikatakan kalau Shang dan Gong Xi tumbuh bersama. Keluarga Shang menjalankan bisnis motel tradisional jepang dan mempunyai reputasi yang tinggi dan merupakan putra satu-satunya yang akan mewarisi bisnis tersebut suatu hari nanti.
Gong Xi kecil terus memanggil Shang tapi tak juga ada jawaban. Gong xi lalu jongkok dan menangis. Tiba-tiba Shang datang dan melempar batu ke sungai. Gong Xi kaget lalu mengejar Shang. Keduanya akhirnya bermain kejar-kejaran dan ciprat-cipratan air.
Gong Xi memayungi Shang yang sedang main alat music dengan pelepah daun pisang. Gong Xi sudah tau kalau Shang tidak berminat menjadi penerus hotel tapi ia mempunyai impian di bidang music.
Gong Xi keluar apartemennya, saat itu juga kejadian saat dia senior high school teringat. Gong Xi tak sengaja mendengar Shang dimarahi ayahnya. Ayahnya menganggap pekerjaan di bidang music tidak memiliki masa depan. Namun Shang tetep bersikeras kalau ia akan kuat hidup di dunia hiburan, ia akan terkenal. Ayahnya terus menasehati Shang untuk menjalankan hidup yang sudah nyaman ini, jangan terlalu naïf. Shang bilang kalau hidup itu Cuma sekali, ia tidak mau seperti ayahnya menikah dan menjalani hidup yang sudah direncanakan orang lain. Ayahnya marah dan menampar Shang. (oh… poor haeku kena tampar…sini aku obatin oppa^^). Gong Xi yang melihat kejadian itu hanya bisa diam. Shang lalu bilang ke ayahnya kalau menjalani hidup yang sudah diatur orang lain, hidupnya tidak akan berarti. Shang akan membuktikan bahwa anggapan ayahnya salah, ia akan menjadi sukses.
Gong Xi “setiap kali Shang dan ayahnya berbicara tentang masa depan, mereka selalu berdebat, aku tidak menyangka keduanya sangat keras”. Gong Xi mengintip kedalam. Shang pergi meninggalkan ayahnya yang masih terpaku. Gong Xi lalu mengikuti Shang.
Gong Xi terus mengikuti Shang yang terus ngedumel. Shang kesal “ingin mengikatku di tempat ini, dan menjodohkanku dengan gadis kuno, sungguh membosankan”. Gong xi yang mendengar hal itu kaget dan bertanya “kau akan menikah?”. Shang langsung menjawab “tentu saja tidak”. Lalu Shang memikirkan sesuatu dan berbalik memegang bahu gong xi.
Shang berkata ke gong xi “ gong xi aku akan meninggalkan tempat ini. Ikutlah denganku!” terang aja gong xi tersenyum lebar karena dalam pikirannya Shang sudah memilihnya bukan orang lain maka ia akan mudah berjanji pergi dengan Shang.
Gong Xi memasuki beberapa mini market ia membeli beberapa snack dari strawberi. Tak lupa pula ia menanyakan kepada pelayannya apa ada pudding strawberi. Wkwk… sampai ada penjual yang protes karena ia bertanya di toko buah ^_^.

Gong xi terus mengayuh sepedanya ke sebuah toko. Dalam hati ia berkata “setelah kami tiba di Taipei, Shang mulai mengejar mimpinya dan aku kerja part time di 3 tempat untuk membayar sewa apartemen. tidak ada istirahat atau hiburan, tidak ada uang untuk membeli kosmetik. Aku melalui hari-hari seperti lari marathon, bekerja dan bekerja. Namun aku tidak merasa lelah sekalipun malah merasa puas. Merasakan kebahagian dalam hati yang orang lain tidak tahu”.
Di sebuah toko yang sudah mau tutup, pemiliknya sudah bersiap-siap menurunkan pintu besi, gong xi tiba-tiba muncul dari bawah pintu. Sontak saja penjualnya kaget dan langsung menghentikan besi tersebut. Gong Xi sambil tersenyum bertanya “apa ada pudding strawberry?”. Sontak saja membuat pemilik toko kaget.(ckck…) akhirnya Gong Xi mendapatkan puding tersebut. Gong Xi menerima pudding itu dengan wajah sumringah. Dalam hati ia berkata “Jika mimpi Shang menjadi nyata, walaupun aku hanya bisa berdiri dibelakang tanpa seorang pun dapat melihat, itu tidak masalah”.

Sementara di apartemen, Shang sudah bersiap-siap. Ia sudah menalikan sepatunya dan hendak pergi. Gong Xi tiba dan kaget melihat Shang sudah rapi.
Gong Xi bertanya “Shang, kau akan pergi?”. Shang menjawab dengan cuek “ siapa bilang aku akan tinggal lama. Aku hanya kemari untuk mengambil barang yang tertinggal”. Gong Xi sedih “tapi kita sudah lama tidak bertemu”. Shang tidak menghirukan dan hendak melewati pintu. Gong Xi langsung mencari pudingnya dan menggoyangkan kotak berisi pudding strawberry. Shang yang mendengar suara dan aroma kesukaannya langsung menoleh dan antusias. Gong Xi bilang ia membeli beberapa pudding strawberry. Shang bilang Gong Xi sangat hebat karena ia tidak bisa lagi membelinya, mau menyuruh orang untuk membelinya, ia tidak berani karena takut imejnya rusak.

Shang memandang strawberry dan beberapa dessert lainnya dengan antusias dan joget-joget gitu. (kalau kayak gini hae banget dah ^__^ childish). Gong Xi memandang Shang dengan sumringah. Gong Xi ingat betul kalau Shang sangat menyukai semua dessert dari strawberry. Tapi yang paling disukai Shang adalah pudding strawberi. Bahkan Shang punya cara sendiri memakannya pudingnya. Gong Xi teringat saat kecil Shang memakan strawberry nya langsung dari piring, ia masukan semuanya ke dalam mulut, lalu Gong Xi bersiap memegang pipi Shang dan menekannya. (maksudnya biar hancur kali yah pudding yang dimakan Shang wkwk^_^).

Kembali ke Shang, setelah melihat semua dessert strawberry shang menaruh pudingnya diatas wadah dan mulai memasukkannya ke dalam mulut (tanpa tangan, kayak makan kucing wkwk..lucu banget^^) setelah semua masuk ke dalam mulut, Gong Xi mulai bersiap mendekatkan tangannya ke pipi Shang. Tepat saat itu Shang menoleh kearah Gong Xi dan terkejut. Shang langsung menelan pudingnya, Shang kesal “apa yang kau lakukan?kau tidak sadar yah kita sudah dewasa? Berhenti lakukan itu!”. Gong Xi menarik tangannya kembali dengan perasaan bersalah.

Shang lalu bertanya apakah Gong Xi benar-benar tidak memberitahu siapapun kalau dirinya sangat menyukai pudding strawberry karena jika sampai media tahu, ia tidak yakin apa yang akan mereka tulis. Gong Xi menganggukkan kepalanya meyakinkan Shang. Lalu Gong Xi memberitahu shang kalau ia punya teman kerja yang tadinya fans Dun He Lian tapi sekarang berubah dan menjadi fans no 1 Shang. Shang senang “benarkah?”. Gong xi mengangguk “ya”. Shang senang dan melakukan yes “lagi-lagi aku mengambil fans orang itu, aku akan segera menggantikan Lian, akulah yang paling keren”. Gong Xi mengiyakan “ itu benar, Shang lah yang paling keren”. Mereka berdua bersorak. (ckck… shang narsis akut nih…_iisrf)
Tiba-tiba acara TV membuat mereka penasaran. Gong Xi punya firasat buruk dan mau menghalangi pandangan Shang, Shang mendorong bahu Gong xi disebelahnya. Pembawa acara membawakan acara “ kalian pasti sudah lama menunggu, siapa pria yang paling ingin dipeluk semua wanita di negeri ini. Mari kita sambut pria yang dipuja banyak wanita Dun He Lian”. Ekspresi wajah Shang langsung berubah kesal setelah melihat Lian di layar TV. Gong Xi yang tau suasana hati Shang yang berubah berusaha menghiburnya dengan mengatakan kalau survey itu omong kosong, pasti perusahaannya mengeluarkan uang banyak untuk membeli berita itu. (tapi saya akui koq banyak cewek yang mau dipeluk Ayang Siwon wkwk *lirik eon aida*_iisrf)
Ternyata pembawa acaranya mengatakan kalau survey itu dilakukan kepada penonton dan media oleh lembaga survey terpercaya AIGO. Dari pilihan penonton dan media menunjukkan kalau Dun He Lian memiliki wajah paling sempurna tahun ini.(mental dah kata-kata Gong Xi wkwk…)
Gong Xi lalu bilang kalau itu artinya Lian tidak memiliki otak, otaknya hanya sebesar dadu dan ketika dia menggoyangkan kepalanya akan terdengar suara klak klak. (jyahhh ini mah parah… ayang wonwon dibilang gak punya otak *jitak Gong xi*)

Shang tetap diam dengan ekspresi dingin. Gong Xi melanjutkan melihat TV. Di TV pembawa acara mewawancari Lian dan bilang kalau kaki Lian sangat panjang. Gong Xi lalu menimpali kalau Lian pasti memakai sepatu yang bersol super tebal sekitar 15-20 cm. melihat Shang tetap diam, Gong xi mulai memaki Lian “dasar berkaki pendek, berhenti berpura-pura kakimu panjang” dan bergaya mau memukul Lian. Karena tidak ada tanggapan, Gong Xi menarik bahu Shang agar Shang menatapnya. Gong Xi bilang “Shang, jangan pedulikan hal-hal seperti ini. Kau baru saja mulai. Beberapa tahun lagi kau pasti bisa”. Shang marah “ kau mengatakan seolah-olah aku ini pengecut. Apa aku tidak memiliki kualifikasi untuk dibandingkan dengan Dun He Lian?”. Gong Xi menggeleng “ tidak! aku bukan bermaksud begitu…”
Shang berteriak “setelah beberapa tahun? Aku ingin mengalahkannya sekarang!!!”. hang lalu bangkit dengan amarah dan mengambil tasnya dan keluar dari apartemen. Gong Xi memanggil Shang dan berusaha mengejarnya tapi ia malah menabrak pintu yang baru ditutup Shang.
Gong xi kembali duduk di depan TV dengan menahan kesal. Dalam acara TV mc bertanya mewakili seluruh wanita di negeri itu tentang tipe wanita ideal Lian, Lian lalu manjawab dia berharap gadis itu lembut, perhatian, pintar dan cekatan, gadis seeprti itulah tipenya. Gong mencibir “pintar dan cekatan? Akan lebih baik jika dia bisa membunuhmu…. “. Gong Xi lalu memaki Lian dan melempar jusnya kearah TV. (Ckck… padahal tuh TV lagi ada wajah siwon lagi senyum wkwk…manisnya^__^)

Di studio TV, Lian dan manajernya baru selesai acara. Manajernya bilang “tipe gadis lembut, perhatian, pintar dan cekatan”. Lian tersenyum dan bilang “jawaban umum untuk pertanyaan umum. Simple.” Manajernya lalu bilang “ variety show selalu seperti ini, mereka bahkan tidak bisa menanyakan hal lain. Benar-benar membuat muak”. Lian berhenti dan menatap manajernya “kau sebagai manajer apakah bertanggung jawab mengatakan hal semacam itu?” manajernya lalu meminta maaf dan menyogok Lian dengan permen lollipop.Lian tersenyum dan menerima permen itu lalu menyimpannya di balik jas. (duh ini dua idola punya hobby yang aneh wkwk^_^)

Dari koridor datang seorang yang menghampiri mereka berdua. Tn Pumpkin (koq jadi inget umin wkwk^_^) mengejar Lian dan dia bersyukur karena kalau ia telat sedetik saja, Lian pasti sudah pergi.
Tn Pumpkin bilang ia dan keluarganya adalah fans dari Lian terutama putrinya. Putrinya bahkan bilang jika ayahnya bertemu Lian harus meminta tanda tangan Lian. Maka dari itu tuan Pumpkin mengejar Lian. tn Pumpkin lalu menyodorkan kertas dan pulpen kepada Lian.

Lian tersenyum ramah dan hendak meraih kertas itu tapi manajer Tn pumpkin datang tergesa-gesa dan bilang kalau sutradara dan staff kesusahan mencari tuan Pumpkin yang menghilang dari acara. Tuan pumpkin memarahi manajernya dan menyuruhnya diam lalu bilang kalau Lian adalah idola di keluarga mereka, jadi ia tidak apa-apa jika nanti dimarahi sutradara karena menghilang ditengah acara asalkan ia mendapatkan ttd Lian, lalu tuan Pumpkin tetap menyodorkan kertasnya kepada Lian.

Lian tersenyum (mau bilang sinis senyumnya tetep manis tapi perkataannya menohok.._iisRf) dan bilang “tidakkah kau pikir apa yang kau lakukan ini bisa mempermalukan dirimu sendiri. Meninggalkan pekerjaan demi sebuah tanda tangan, apakah itu sikap seorang selebriti”. Tuan Pumpkim terdiam merasa tersindir, Lian lalu mengambil kertas yang disodorkan dan menandatanginya. Sambil tandatangan, Lian berujar “tapi semua tindakanmu tidak ada hubungannya dengan putrimu. Sampaikan salamku untuknya”. Lian lalu berjalan kearah lift. Manajernya membungkuk ke tuan Pumpkin dan meminta maaf lalu mengejar Lian masuk lift.
Tuan Pumpkin masih terdiam merenung. Manajernya kesal atas sikap Lian tadi dan bilang apa Lian tidak punya mata berani berkata seperti itu kepada seorang MC nasional.

Lian dan manajernya berjalan di parkiran. Manajernya menegur Lian atas perkataannya. Manajernya terus mengoceh “ tuan pumpkin adalah MC terkenal, dia sampai meninggalkan acaranya pergi menemuimu untuk meminta ttd bahkan berlari tadi. Aku tidak pernah berpikir kau akan melakukan hal seperti itu. Wajah manajernya terlihat sangat malu tadi, apa kau melihatnya? Bagaimana jika mereka memblokirmu atau melayangkan protes? Aku tahu kau menganggap pekerjaan ini sebagai hadiah dari Tuhan dan berpikir setiap orang harus sama sepertimu memiliki sikap hati-hati dan bertanggungjawab terhadap pekerjaan. Tapi sekarang kau sudah benar-benar keterlaluan, kau tidak berpikir kalau orang akan tersinggung?”.

Lian hanya diam menanggapi ocehan manajernya lalu ia menoleh dan berkata “sekarang? apa aku telah menyinggung seseorang sekarang? ah.. tidak sengaja. Tapi baiklah Aku akui kalau apa yang tadi aku katakana sedikit keterlaluan.aku akan memperbaiki sikapku”. Lian tersenyum dan kembali meneruskan jalannya, sementara manajernya Cuma bisa geleng kepala Lian bilang ia sedikit keterlaluan.

Gong Xi menelpon Shang di telpon umum, namun tersambung ke kotak suara.
Gong xi meninggalkan pesan “ halo Shang, maafkan aku. Karena membuatmu marah kemarin. Yang ingin aku katakan adalah… Shang seribu lebih tampan dari Dun He Lian. Hanya saja mungkin penonton memerlukan sedikit banyak waktu untuk memahaminya. Tolong jangan salah paham. Shang akan selalu paling tampan di hatiku, tak ada seorangpun yang dapat menggantikannya. Kamu yang paling tampan sedunia sungguh… jangan marah lagi”.
Gong Xi menutup telponnya dan keluar box telpon untuk kembali bekerja. Gong Xi membagi-bagikan famflet restorannya lalu ia melihat poster Shang di madding. Gong Xi mempunyai ide untuk mendatangi Shang di studionya karena Shang akan menyanyi secara live. Ia sudah memutuskan akan membawakan snack dan membuat Shang terkejut.
Gong Xi lalu segera menyelesaikan tugasnya membagikan famflet dan berlari untuk bersiap-siap.
Shang masuk ke ruangannya sambil marah-marah. Ia melempar konsep acara livenya. Manajernya mengikuti Shang dan duduk di samping Shang.
Shang : “berubah lagi, mereka memperlakukanku seperti makanan”.
Manajer: “berikan apa yang mereka minta. Ini kenginan produser. Kau hanya merubah gayamu. Kita masih pemula. Ayo kita lakukan bersama”
“Apa yang kau maksud dengan itu? Aku hanya diizinkan bernyanyi mengelilingi penonton. Apa aku diizinkan mengeluarkan pendapat sendiri?”
Manajer berusaha membujuk Shang (lebih tepatnya merayu ckck.. pake raba-raba dada ama dagu T_T oh Haeku…) “Oke... tidak usah semarah itu . Lagipula, kita hanya menggunakan program mereka untuk mempromosikan lagu. Aku sudah menawar kira-kira apa yang cocok untukmu. kau hanya perlu untuk pergi sekarang, biarkan semuanya berjalan lancar atau kita akan berhenti disini. Bukankah itu solusi yang tepat? Selanjutnya kita akan rekaman. Ayo jaga moodmu dan jangan terpengaruh”. manajer memberikan kertas tadi langsung diterima Shang dan ditaruh disampingnya.
Shang bilang “baiklah”.
Manajernya bertanya “ kemarin kau pergi bersama gong xi fat cai?”
Shang mengerutkan alisnya bingung “gong xi fat cai?” (selamat tahun baru dalam bahasa China)
“itu gong xi gong xi”
“oh dia”
“bagaimana dia?”
Shang tersenyum “aneh, kenapa aku merasa kau seperti cemburu?”
“kau berpikir terlalu jauh, aku hanya ingin mendiskusikan masalah pekerjaan denganmu”.
Shang mengerutkan alisnya tidak percaya. Manajernya bilang kalau sudah lama ia mencari waktu untuk membicarakan Gong Xi dengan Shang.

Sementara itu di luar, Gong xi dilempar keluar oleh petugas keamanan studio. Padahal ia sudah bilang kalau yang ia katakana benar, kalau Shang yang memesan makanan yang ia bawa. Tapi ternyata alasan itu sudah terlalu sering digunakan fans agar bisa masuk. Setelah jatuh ke aspal, GongXi tetap berusaha masuk menerobos ribuan fans yang ada di depan gedung. Lalu ia melihat ada beberapa tukang yang membawa masuk kotak kedalam studio dari pintu yang lain. Tiba-tiba Gong Xi punya ide. (ada yang tau idenya apa?wkwk..^__^ jangan ditiru yah) Yup! Gong Xi keluar dari salah satu kotak yang dibawa masuk ke gudang. Ia lalu berjalan membawa kuenya menuju ruang studio.

Setelah mencari sampailah ia di depan ruangan Shang tapi saat hendak masuk ia mendengar Shang sedang membicarakan dirinya, lalu ia mengurungkan niatnya untuk masuk dan menguping pembicaraan mereka. Shang dan manajernya duduk bersebelahan di atas sofa. (jyahhh posenya aja awal2 udah bikin envy gitu, kenapa aku dapet part ini…. T_T -iisrf)
Shang : “tak masalah,aku tidak ingin kembali ke Gong xi. Hidup dengannya sangat membosankan”.
Manajer : “bagaimana bisa kau mengatakan itu? ketika kau pertama kali datang ke taipei bukankah karena dia? bahwa kau bisa bertahan hidup karena dia berusaha mendapatkan uang demi kau?”
“apa yang bisa ku lakukan? sejak aku masih muda selain musik aku tidak bisa melakukan apapun. aku tidak bisa melakukan hal hal lain diluar rumah. aku tidak membantunya, tetapi aku membawanya kesini untuk membantuku mengurus hal hal kecil yang tidak bisa kulakukan”
“ jadi kau memperlakukannya seperti pembantu?”
“dia sendiri yang mau. Aku tidak pernah memaksanya. Sejak kami kecil, Gong Xi selalu mengikutiku menolongku ini dan itu . aku terbiasa dengan itu sejak dulu. dia bersedia untuk bekerja, jadi aku bisa mengerjakan sesuatu yang aku mau”.
“kau baik-baik saja sekarang? apa kau berpikir akan melepaskannya? Jika dalam hatimu kau tidak punya perasaan padanya lalu membiarkan dia menjadi budakmu. Kau benar-benar tidak punya hati nurani”. Manajernya berkata sambil ngelus-ngelus dada Shang.
Shang tersenyum terpaksa “itu benar, lalu kau akan memperhatikanku”

Gong Xi semakin marah mendengar perkataan Shang, lalu ia mencoba mengintip ke dalam. Ia terkejut melihat posisi Shang dan manajernya yang mesra. Shang duduk dipangkuan manajernya sementara manajernya mengalungkan tangannya ke leher Shang. (ckck…pose yang buat aye envy… T_T) Dalam jantung Gong Xi dimana ada peti kebencian bersemayam (wkwk…bahasanya^^).

Kunci peti itu mulai terbuka satu persatu karena mendengar semua ucapan Shang.
Manajernya menatap Shang seduktif “perusahaan sudah menyiapkan apartemen untukmu, akan ada pelayan yang membersihkannya. Apa kau masih membutuhkanku sebagai pembantumu?”
Shang mulai merayu “bagaimana bisa kau berpikir aku akan memperlakukanmu sebagai pembantu? Kau bukan Gong Xi”. (jyah itu ngapain hae pake elus-elus rambut tuh cewe…._iisrf)
Gong Xi mulai memandang mereka berdua dengan penuh amarah.
Shang berkata “untungnya aku memutuskan meninggalkan rumah sejak awal, Jika aku terus tinggal di rumah dan mewarisi motel ayahku, Aku benar-benar akan dipaksa untuk menikah dan punya anak dengan Gong Xi”.
Gong Xi lalu teringat saat Shang marah-marah pergi dari rumah. Gong Xi baru sadar kalau yang dibicarakan Shang waktu itu adalah dirinya. (poor Gong Xi…)
Kembali ke Shang yang lagi ngerayu manajernya. Shang bilang “ kau adalah tipeku. Apa kau tahu? Gong Xi itu bahkan tidak bisa berpakaian menarik dan tidak bisa berdandan. Dia tidak seksi. Bagiku dia sama sekali tidak punya daya tarik”.
Lepaslah semua kunci peti di dalam jantung Gong Xi, lalu keluarlah setannya (wkwk…)
Gong Xi melempar kotak kuenya kearah Shang. Shang yang merasa ditimpuk sesuatu langsung menoleh dan berdiri memandang Gong Xi bingung.

Gong Xi diliputi aura kebencian menatap tajam Shang “jadi. Aku membosankan dan kampungan? Pada awalnya kau mengajakku ke sini hanya karena merasa nyaman. Jadi ada seseorang untuk memasak dan mencuci pakaianmu, bekerja di 3 tempat hanya untuk membantumu menyewa apartemen mahal. Tapi kau sama sekali tidak memikirkannya dan hanya focus mengejar cita-citamu?”. Gong Xi tidak bisa menahan emosinya, matanya mulai berkaca-kaca. Ia terduduk menahan tangis.
Shang yang menyangka Gong Xi akan menangis membentaknya “jika kau ingin menangis pergilah! Jangan memnagis di sini dan memberiku masalah”. Manajernya menoleh kearah Shang terkejut. Diluar perkiraan, Gong Xi yang tadinya kelihatan mau menangis malah tertawa terbahak-bahak.

Semua setan yang ada di peti keluar bebas dan mengelilingi Gong xi. Gong xi tertawa kesetanan. Melihat itu, manajer bangkit dan bertanya kepada Shang apa Gong Xi sudah gila. Shang mencibir “ sepertinya begitu”.
“aku memperhatikamu seorang, melakukan semuanya untukmu, aku tidak pernah berfikir kau akan sangat egois dengan mudahnya menghancurkan hidupku. AKU AKAN BALAS DENDAM!!” Gong Xi berteriak dan menunjuk Shang.
Shang hanya mengangkat bahunya tidak peduli “balas dendam? Lalu apa yang akan kau rencanakan?”
“aku akan membuatmu pergi ke neraka. aku akan...” belum selesai Gong Xi melanjutkan ucapannya, ia sudah ditarik petugas keamanan. Gong Xi berusaha berontak dan meminta dilepaskan, dan petugas juga tidak mau mengalah karena Gong Xi juga tidak menghargai pekerjaan mereka dan mengacau. Melihat itu Shang merasa di atas angin.


Shang menyindir “apa kau lihat itu? Kau bahkan tidak bisa menyentuh jari kakiku. aku akan berdiri lebih tingi dan lebih tinggi. Jarak antara kita akan tumbuh semakin lebar. Kau dan aku akan menjadi 2 orang dari 2 dunia yang berbeda. kau ingin balas dendam?” Shang melihat meremehkan Gong Xi. Shang melanjutkan “kecuali….”
Gong Xi penasaran “kecuali apa?”
“kecuali kau juga bergabung di dunia hiburan”.
“dunia hiburan?”

Shang menjentikkan jarinya “itu benar. jika kau ingin balas dendam, bergabunglah di dunia hiburan mungkin akan ada sedikit cara. Tapi maaf… kau ingin bergabung?” Shang menilai Gong Xi dari atas sampai bawah lalu tersenyum meremehkannya “aku pikir itu akan menjadi hal yang sulit”. Lalu Shang menyuruh petugas membawa Gong Xi keluar. Gong Xi meronta minta dilepaskan karena ia belum selesai bicara. Gong Xi masih berusaha berteriak kepada Shang kalau ia akan masuk dunia hiburan dan membuat Shang berlutut di kakinya. Gong Xi juga bilang shang tidak akan menunggu lama untuk hal itu. Gong Xi juga memaki Shang telur busuk brengsek. Sementara Shang dan manajernya hanya melihat Gong Xi menghilang dibalik tembok tanpa adanya ekspresi penyesalan diwajah Shang. (*tendang Shang... ckck… evil banget dah dia-iisRf)

Gong Xi dilempar ke jalan oleh petugas (lagi wkwk..^_^). Fans-fans Shang malah mengerubungi Gong xi dan bertanya apa Gong Xi bertemu Shang dan mendapatkan tandatangannya. Gong Xi segera keluar dari kerumunan dan berlari sambil menahan tangis.
Gong Xi mengayuh sepedanya kembali ke toko. Sepanjang perjalanan Gong xi menangis mengingat semua percakapannya dengan Shang tadi.

Sepulangnya bekerja, Gong Xi berjalan pulang dengan lesu. Saat melihat poster Shang di dinding ia berhenti. Gong Xi memandang sendu gambar Shang dan bertanya “mengapa? Padahal aku sangat mempercayaimu.” . Gong Xi kembali melanjutkan langkahnya.

Gong Xi memasuki apartemennya dengan langkah gontai. Ia menghidupkan lampu apartemen lalu menghembuskan nafas berat. Gong Xi berbalik lalu memandangi replika Shang yang ia dapatkan dari toko kaset. Awalnya ia memandang replika itu dengan sedih, lalu belakangan ia menjadi kesal dan mencekik serta melipat-lipat dan merobek replika itu. Masih dengan perasaan marah ia melanjutkan merobek semua poster Shang yang ia tempelkan di seluruh penjuru apartemennya. Namun saat hendak menghancurkan CD Shang, Gong Xi tiba-tiba berhenti. Ia memandangi cover CD itu dengan sedih. Ia teringat saat dulu Shang baru merilis album pertamanya. 

Shang datang ke apartemen dengan gembira lalu mereka bersama-sama mendengarkan CD itu dengan senang. Gong Xi menangis mengingat semua kenangan itu. Namun perangai Shang mulai berubah saat album ketiganya rilis. Gong Xi saat itu pulang dengan gembira sambil menunjukkan album ketiga Shang yang baru ia beli. 

Namun Shang yang saat itu sedang bekerja malah mengomel dan mengatakan kalau Gong Xi sangat berisik. Shang semakin emosi saat Gong Xi menghidupkan lampu. Ia membentak Gong Xi dan menyuruhnya masuk ke dalam kamar. Saat Shang mulai terkenal, Gong Xi memintanya mengantarnya ke tempat kerja namun Shang menolaknya dan menyuruh Gong Xi berangkat sendiri karena ia takut ketahuan oleh media. 

Gong Xi juga teringat kata-kata Shang tadi yang berkata kalau Gong Xi ingin balas dendam dengannya maka ia harus masuk ke dalam dunia entertainment. Namun dengan kemampuan seperti Gong Xi maka hal itu sepertinya hal yang susah. Gong Xi terbakar emosi. Ia berteriak marah kalau ia akan membuktikan kepada Shang kalau ia bisa membalas dendam sambil mematahkan tempat CD itu menjadi dua. Suara Gong Xi yang berteriak dengan marah terdengar oleh dua orang satpam yang tadi mengusirnya. Mereka merasa kalau suara teriakan Gong Xi itu familiar dan membuat mereka takut.

Keesokan harinya Gong Xi pergi ke butik mahal untuk membeli sepatu. Ia melihat satu sepatu dan langsung memutuskan untuk membelinya. Pelayan toko berkata kalau Gong Xi sangat cepat dalam mengambil keputusan. Pelayan itu ragu kalau Gong Xi sanggup membelinya karena harga sepatu itu lebih mahal daripada harga baju yang sudah Gong Xi pilih. Harga sepatu itu ternyata 32.000 dollar Taiwan. Gong Xi shock mendengarnya namun ia tetap memutuskan untuk membelinya. Gong Xi mengeluarkan semua uang yang ia miliki untuk membayar sepatu itu.

Setelah dari butik Gong Xi pergi ke salon. Petugas salon bertanya pada Gong Xi apakah ia sungguh-sungguh yakin memotong rambutnya karena Gong Xi sudah memanjangkannya untuk waktu yang lama. Gong Xi sempat ragu sejenak namun ia teringat saat ia memergoki Shang sedang bersama wanita lain. Ia ingat kata-kata Shang yang berkata kalau Gong Xi tidak bisa merawat diri. Gong Xi kembali terbakar amarah dan memutuskan untuk memotong rambutnya. Ia meminta agar rambutnya dipotong dengan model calon aktris besar masa depan.

Gong Xi keluar dari salon dengan model rambut baru dan membawa banyak barang belanjaan. Ia berkata kalau ia akan membuktikan kepada Shang kalau ia sudah melepas semua hal di masa lalunya dan akan berubah. Ia berkata seperti itu sambil berteriak. Teriakannya itu terdengar oleh dua orang polisi yang tadi malam lewat di depan apartemennya. Mereka berkata kalau suara teriakan Gong Xi familiar di telinga mereka.

Gong Xi mampir ke restoran tempat ia bekerja. Wan Zi yang melihat penampilan baru Gong Xi merasa kaget akan penampilan baru Gong Xi yang sangat berbeda dengan Gong Xi yang biasanya. Wan Zi bercanda mengenai rambut baru Gong Xi namun pemilik restoran juga Gong Xi tampak sangat serius sehingga Wan Zi menjadi heran dengan atmosfer di restoran yang tegang. Istri pemilik restoran menerangkan kepada Wan Zi kalau Gong Xi akan mundur dari restoran. Wan Zi sangat kaget apalagi saat mendengar alasan kalau Gong Xi mundur karena ingin masuk ke dunia entertainmen dan menjadi artis. Pemilik restoran pergi meninggalkan mereka saat mereka sedang mengobrol. Gong Xi menjadi sedih dan berpikir kalau pemilik restoran marah padanya. Istri pemilik restoran berkata padanya kalau pemilik restoran menyukai Gong Xi sejak awal karena kerjanya yang bagus. Gong Xi meminta maaf pada mereka. Ia berkata kalau memang tidak sopan ia mengundurkan diri seperti itu begitu saja. Namun kalau ia sudah menjadi artis dan masih tetap bekerja di restoran itu akan merepotkan pemilik restoran. Wan Zi kaget mendengar penjelasan Gong Xi.
“Jadi kau belum menjadi artis? Jadi menjadi artis hanya angan-anganmu saja?” kata Wan Zi. Gong Xi membantah dan berkata kalau menjadi artis adalah tujuannya, bukan sekedar angan-angan. Wan Zi bertanya kepada Gong Xi apa yang akan ia lakukan dengan apartemen mahal itu. Gong Xi menjawab kalau ia sudah tidak menyewanya dan sekarang belum memutuskan akan tinggal di mana. Ia meminta tolong kepada istri pemilik restoran dan Wan Zi untuk mencarikan tempat tinggal bila mereka memiliki waktu senggang. Istri pemilik restoran berkata kalau Gong Xi bisa memakai gudang restoran itu sebagai rumah. Wan Zi yang sudah pernah tinggal di sana berkata kalau gudang itu masih layak pakai meskipun sudah bobrok. Gong Xi sangat girang dan bertanya bolehkan ia memakai gudang itu. Tiba-tiba muncul pemilik restoran dari balik meja lalu melemparkan kunci. Ia berkata kalau Gong Xi boleh tinggal di sana asal tetap bekerja di restoran sampai ia menemukan pekerjaan. Pemilik restoran berkata kalau untuk orang seperti Gong Xi yang bahkan tidak ikut ujian masuk perguruan tinggi, bisa mendapat pekerjaan adalah hal yang susah. Istri pemilik restoran membela Gong Xi dan berkata kalau Gong Xi tidak ikut ujian masuk perguruan tinggi karena memiliki alasan. Pemiik restoran juga berkata kalau Gong Xi memang ingin pergi silahkan saja ia pergi, tidak usah meminta maaf karena hal itu bukan tindakan criminal. Gong Xi terharu mendengarnya. Wan Zi berkata kalau pemilik restoran pasti sudah bersembunyi di bawah meja sejak tadi jadi ia menguping pembicaraan mereka bertiga. Pemilik restoran mengelak dan berkata kalau hal itu bukan urusannya. Obrolan mereka sangat keras sehingga anjing di depan restoran pun dapat mendengarnya. Setelah pemilik restoran pergi Wan Zi berkata kalau pemilik restoran itu sebenarnya baik namun berpura-pura tidak peduli.

Gong Xi pindah ke gudang rumah makan dengan membawa satu koper ukuran sedang. Wan Zi bingung karena selama ini Gong Xi tinggal di apartemen mahal namun hanya membawa satu koper barang. Gong Xi beralasan kalau ia meninggalkan sisanya di apartemen. Hal ini membuat Wan Zi curiga. Ia curiga karena selama ini Gong Xi memiliki banyak pekerjaan untuk menyewa apartemen mahal namun ia tidak pernah mengizinkan orang lain masuk ke apartemennya. Dan sekarang mendadak Gong Xi memutuskan untuk berhenti menyewa apartemen dan masuk ke dunia entertainment. Wan Zi curiga kalau jangan-jangan Gong Xi adalah agen rahasia.
“Jangan-jangan kau ingin menyelidiki artis mana yang menggunakan narkoba atau menjual tubuhnya. Izinkan aku menjadi partnermu!” seru Wan Zi. Gong Xi berkata kalau hal itu tidak masuk akal. Kalau ia memang agen rahasia, Gong Xi akan memilih menjadi agen yang tugasnya menembak orang daripada repot-repot masuk dunia entertainment. Setelah itu Wan Zi berkata pada Gong Xi kalau ia memiliki ide agar Gong Xi bisa cepat menjadi artis.

ernyata ide itu adalah Gong Xi mondar-mandir di jalanan yang ramai dengan gaya paling maksimal agar ada pencari bakat yang meliriknya. Setelah berjalan mondar-mandir bolak-balik Gong Xi bertanya pada Wan Zi apakah cara ini akan benar-benar berhasil. Setelah 2 jam Gong Xi mulai lelah juga. Ia ragu dengan cara ini. Wan Zi berkata kalau mungkin ia tidak kunjung dilirik karena pakaian yang ia gunakan sangat aneh. Lalu Wan Zi membaca Koran yang ada artikel mengenai Shang yang akan melanjutkan kuliah. Gong Xi marah besar karenanya. Dulu Shang memengaruhi Gong Xi agar ia bekerja saja dan tidak melanjutkan kuliah. Namun sekarang Shang malah melanjutkan kuliah. Kemarahan dalam diri Gong Xi memuncak. Ia berteriak marah dan berkata kalau ia tidak akan memaafkan Shang. Teriakannya ini membaut orang-orang disekitar situ berhenti dan melihatnya. Wan Zi heran melihat tingkahnya. Gong Xi beralasan kalau ia berakting marah agar ada orang yang tertarik melihat bakatnya. Wan Zi memuji ‘akting’ Gong Xi dan berkata kalau aktingnya sangat natural.

Sementara itu Lian sedang mengobrol di kantor bersama manajernya. Manajernya hendak menelepon CEO namun ia gelisah mengingat perlakuan Lian yang tidak sopan kepada Nan Gua Hyung. Lian dengan santai berkata kalau manajernya bisa berkata yang sebenarnya kepada CEO. Namun manajernya masih tetap gelisah karena ia takut manajer dari Nan Gua Hyung marah atas sikap Ren dan melapor ke CEO. Lian berkata kalau ia saja yang menelepon CEO kalau begitu namun manajernya menolak. Tiba-tiba ada telepon masuk dari CEO. Manajer Lian menjawab telepon dengan singkat namun ekspresinya menggambarkan ia bingung.

Sementara itu, Gong Xi mondar-mandir di jalan dengan pakaian noraknya dan membawa papan bertuliskan ‘Calon artis masa depan mencari pencari bakat. Hubungi segera secepatnya. Jaminan kalau saya akan menjadi sangat terkenal.’ Gong Xi berpose di jalan untuk menarik perhatian sementara Wan Zi hanya melihat dari kejauhan sambil tersenyum. “Hanya orang-orang yang tidak normal yang berpikiran untuk melakukan hal gila seperti dia. Aku malu sekali,” keluh Wan Zi dalam hati. “Sepertinya ini tidak berhasil,” kata Gong Xi yang mulai lelah. Tiba-tiba datanglah pria yang berkata, “Aku akan membantumu,” kepada Wan Zi. Gong Xi sangat girang melihat pria itu dan berkata kalau dialah calon artis masa depan. “Ikuti aku,” kata pria itu. Gong Xi langsung lari mengikutinya. Wan Zi berteriak memanggilnya dan berlari menyusul mereka. Ternyata pria itu adalah penipu. Wan Zi merencanakan cara untuk menjebak pria itu. Mereka mengikat pria itu di kamar mandi dan memukulinya.


“Aku kira tidak akan ada pencari bakat yang lewat daerah sini,” keluh Gong Xi. “Kalaupun ada mereka pasti kabur melihat penampilanmu yang seperti itu,” kata Wan Zi lalu ia membuka Koran. Gong Xi melihat tulisan LME di Koran itu. LME adalah nama agensi yang juga menaungi Shang. Gong Xi berniat untuk langsung ke agensi itu untuk menjadi artis. 

Wan Zi meremehkannya karena LME adalah agensi ternama. “Bahkan Shang yang tidak tau cara menghidupkan vacuum cleaner saja bisa. Kenapa aku tidak?” kata Gong Xi dengan optimis. “Darimana kau tau kalau Shang tidak bisa menghidupkan vacuum cleaner?” Tanya Wan Zi. “Nilai raport Shang lebih rendah daripadaku tapi dia bisa. Aku juga pasti bisa,” kata Gong Xi lagi. “Nilai raport dan menjadi artis tidak ada hubungannya,” kata Wan Zi. “Tapi darimana kau tau kalau nilai raport Shang lebih rendah dari nilaimu?” Tanya Wan Zi curiga. Gong Xi panik dibuatnya. “Bahkan aku bisa berpikir dengan kakiku. Nilaiku dulu paling baik di kelas,” elak Gong Xi sambil tertawa kecut. “Coba saja kalau begitu. Aku mau pergi dulu. Semoga kau sukses,” kata Wan Zi sambil menepuk kepala Gong Xi dan pergi meninggalkan Gong Xi. Gong Xi optimis kalau ia bisa diterima di LME. Ia akan membuktikan kepada Shang kalau ia bisa terkenal dan Shang akan memohon-mohon kepadanya. Ia membayangkan itu sambil tertawa-tawa seperti orang gila. “Kau lihat saja nanti!” katanya dengan keras sehingga orang-orang berhenti berjalan dan melihatnya. Gong Xi menjadi salah tingkah. “Tapi aku harus mengganti model rambutku dulu,” kata Gong Xi lalu pergi.

0 komentar:

Posting Komentar